Rabu, 19 Oktober 2016

Lelah

Lelah...
Berada dipersimpangan jalan, memilih antara maju atau mundur
Lelah...
Terperangkap keraguan, memilih antara terus berjuang atau menyerah
Lelah...
Menghadapi sikapmu yang terus saja berganti sesering pergantian siang dan malam

Teruskan saja...
Lakukan itu... agar aku menjadi terbiasa...
Dan bila saatnya tiba, kakiku tak akan lagi berat tuk melangkah



Minggu, 29 Mei 2016

I'm waiting for you... Yes... it's You!

Setelah sekian lama aku tak berani jatuh cinta, tak mau membuka diri untuk kembali menerima cinta, kini aku harus kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa pilihanku untuk tetap sendiri adalah benar. Untuk apa mencintai seseorang jika tidak dapat mempertanggungjawabkan cinta itu?
Apakah CINTA hanya kata-kata untuk menghiasi bibir? Cinta seperti apa, jika tidak ada keinginan bersatu? Kenapa orang dengan begitu mudahnya berubah pikiran?

Dan kini, kudapati hati ini kembali terpuruk. Haruskah aku menyesali pertemuan kita? Haruskah aku menyesali kebersamaan singkat kita? atau haruskah aku bersyukur, You will meet the wrong man, before find the right one. Dan ini berarti, akan lebih cepat aku dipertemukan dengan orang yang benar, karena sudah bertemu dengan orang yang salah. ;)

Namun, keraguan masih saja enggan pergi meninggalkan pikiranku. Atau mungkin aku yang terlalu banyak berharap? Just like they said "Expect nothing and you will never be dissapointed". Jadi rumus sebenarnya, "Jangan berharap apapun, jika kamu tidak ingin kecewa" :)

Tapi tetap saja, ada sisi jiwa yang berontak dengan idealisme yang mendarah daging bahwa,
Cinta itu harus tegas. Tegas memutuskan apa yang akan dilakukan untuk bersatu dan bukan hanya bersama.  
Don't say love, if you just want to be together, with no commitment.

Cinta itu harus cemburu. Cemburu melihatnya bersama yang lain, dengan alasan apapun. 
Just like when I was upset to see you close to her... She used to sow thorns on the path that I went through.
Same as when you jealous to see me talking with another guy.

Cinta itu harus berbagi. Berbagi semua suka dan duka, tanpa menutupi sesuatu yang berhubungan dengan 2 orang di dalamnya. 
Like when we talked about our dreams, and no one knows.

Cinta itu harus berkomunikasi. Komunikasi dua arah dari orang yang terlibat, sesibuk apapun luangkan waktu untuk saling berkomunikasi, sekedar memberikan perhatian-perhatian kecil untuk pasangan.  
Just let them know, if we think about them in our busy with no cover up. Make them smile with just one sentence.

Cinta itu harus jujur. Jujur mengatakan perasaan apapun kepada pasangan, bukan menghakimi kesalahan, tapi memberikan saran untuk menjadi lebih baik. 
And the important thing is be honest to your self.

Cinta itu harus saling memberikan pelukan. Pelukan bisa menggantikan kata-kata dan memberikan rasa nyaman untuk pasangan. 
Just like when you hold me and I hold you back, without saying a word.

Dan Cinta itu harus saling mencium. Ciuman yang bisa menunjukkan rasa sayang dan rasa cinta, walaupun hanya sebuah kecupan kecil di kening. 
Same as when I give you that seven points kiss.

Serta berbagai keharusan lain yang pada intinya adalah bersedia menerima setiap kelebihan dan kekurangan. Karena cinta tak akan ada, jika masing-masing masih berpegang teguh pada egoisme.

And now, I have to go back at the waiting spot. Without knowing, what I was waiting for.
Love isn't easy thing, even for me. It's just easy to say, but so hard to do.


Still waiting

Senin, 09 Mei 2016

Cinta yang dewasa

Carl & Ellie in "Up"

Siapa yang bilang, kalau kita berada di atas, itu adalah hal yang menyenangkan???
Siapa yang bilang, kalau kita mempunyai jabatan yang tinggi itu adalah hal yang membanggakan???
Sebagai wanita karier, memang itulah yang kita kejar. Jabatan yang paling tinggi, gaji yang setinggi-tingginya.
Tapi ketika kita dihadapkan pada masalah jodoh, sebagai wanita, berapa persen perhitungan laki-laki yang bisa menerima jika mempunyai istri yang jabatannya lebih tinggi dari pada dia?
Berapa persen laki-laki yang mau menerima jika istri mempunyai penghasilan yang lebih besar dari pada dia?

Tidak semua laki-laki dengan ego-nya yang segunung, mau dikalahkan wanita dalam hal finansial. Walaupun tidak sedikit wanita yang rela mengorbankan waktunya demi membantu masalah finasial dalam keluarga, atau bahkan rela mengikuti kemauan sang suami untuk berhenti bekerja demi keharmonisan keluarganya.
Banyak juga laki-laki yang mendukung istrinya untuk selalu bisa maju tanpa merasa tertinggal. Karena dukungan dari seorang suami, yang membuat istri bisa menjadi maju, tanpa menyalahi kodrat sebagai seorang istri.
Walaupun tidak sedikit pula laki-laki yang berpikiran terlalu sempit, sehingga tidak bisa melihat kelebihan sang istri sebagai sesuatu yang bisa dia banggakan.

Bukankah seharusnya pasangan harus bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing?
 
Orang bebas untuk memiliki pemikiran sendiri, dan tidak ada yang bisa memaksakan kehendak. Tapi sungguh ironis, jika hanya karena masalah perbedaan status sosial, menjadi penghalang bersatunya dua hati.
Padahal jika mau di telaah lebih lanjut, seorang wanita setinggi apapun jabatannya dia di kantor, ketika di dalam rumah, tetap saja, dia adalah seorang istri dan suami adalah kepala rumah tangga. Suami adalah  Nahkoda dalam sebuah biduk rumah tangga. Dan untuk menjaga agar biduk rumah tangga tetap utuh berlayar dan tidak tenggelam diperlukan kerjasama antara sang nahkoda dan navigator. 
Karena hakikat sebenarnya sepasang suami istri adalah untuk berjalan bersama, saling bergandengan tangan dan bukannya berloma-lomba untuk saling mendahului.

Cinta yang dewasa adalah bila kita saling menghormati, saling mengerti, saling menghargai, saling menguatkan, saling mendo'akan, saling berbagi kesedihan dan kegembiraan, dan yang paling penting itu komunikasi. Sampaikan rasa sayang, rasa cinta kepada pasangan. Karena kadang pasangan bukan hanya ingin merasa disayangi, tetapi juga diberitahu, bahwa dia dicintai.

Semoga berhasil dalam cita dan cintanya ya teman-teman.  




Minggu, 17 April 2016

Pada suatu senja

Senja itu, di tengah sebuah perjalanan, di hadapanku terbentang sebuah pemandangan yang sangat indah. Sang langit sedang menampakkan kemolekannya yang membuatku ternganga.
Belum pernah aku melihat sebuah landscape terhampar jelas pada langit, sebuah rawa lengkap dengan sunsetnya yang terefleksi pada sebuah skyscape.
Satu kata yang bisa terucap, "Amazing".
Tapi sayang karena banyaknya kendaraan yang melewati jalan itu, aku gagal mengabadikan pemandangan yang begitu indah...
Hanya satu gambar yang masih sempat kuabadikan sebelum langit menjadi gelap.

Senja itu adalah senja yang sangat menakjubkan. Membuatku ingin kembali menyaksikan dengan mataku sendiri kecantikan sang langit.

Senja itu adalah senja pertama kita.



Dee   




Kamis, 07 April 2016

Kesetiaan Gelap

Seperti berada di tengah sebuah lorong yang tak berujung, tanpa secercah sinar yang menerangi.
Kulayangkan pandanganku ke sekeliling, yang ada hanya Gelap. Sampai aku pun tak tau, di mana aku berada? di tempat seperti apa aku berpijak?

Namun kemudian mataku menangkap setitik cahaya, dan akupun berlari ingin segera meninggalkan Gelap dan memeluk Terang.
Satu mill sudah ku berlari, tapi tak juga kudapati titik cahaya yang kuharap akan mamberi penerangan.
Haruskah aku terus berlari mengejar setitik cahaya itu, atau aku berhenti saja dan mulai berteman dengan gelap? 
Kemudian gelap menjawab "Tetaplah di sini bersamaku."
Aku tersentak, lalu bertanya "Kenapa aku harus bersamamu?"
Gelap menjawab lagi "Karena aku tak akan pernah mengecewakanmu. Aku tak akan pernah berubah menjadi terang bagimu, dan akan selalu setia memberimu kegelapan."
Ya... Kegelapan yang setia. Dan aku yang tak mendengarkan penjelasan Gelap dan tetap berjalan dengan kaki yang terus mengucurkan cairan, hanya untuk bisa bertemu dengan Terang.
Akhirnya, perjalananku sampai juga kepada titik cahaya yang semakin dekat dan semakin terang dan lambat laun memberi warna merah pada cairan yang mulai mengering yang menempel di kakiku.
Dengan sisa nafasku, perlahan dan hati-hati kudekati cahaya itu, kututupi mulut dan hidungku dengan kedua tanganku, supaya hembusan nafas terengahku tidak memadamkan cahaya itu. Pelan... dan pelan sekali, aku semakin dekat, dan hanya berjarak satu jengkal saja dengan cahaya itu, ketika tiba-tiba aku tersungkur tepat di hadapannya. Cahaya itu tiba-tiba padam. Dan aku kembali dipertemukan dengan Gelap.
Gelap berkata, "Aku akan selalu menemanimu, di manapun kau berada."



Memeluk Gelap


  

Sabtu, 26 Maret 2016

The Second Chance



Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu tau bahwa beberapa hari ke depan, kamu sudah tidak bisa mengingat apa-apa lagi. Apa yang akan kamu pastikan, jika kamu tau bahwa kau tak akan mengenali siapapun lagi. Dan apa yang akan kamu segerakan, jika kamu tau bahwa hidupmu tak akan lama lagi.
Masihkah kau tetap membisu, membiarkan rasamu yang tak pernah tersampaikan? Atau masihkah engkau membuatnya tetap menunggumu, tanpa suatu jawaban pasti?
Atau jika Tuhan memberi kita kesempatan kedua untuk menjalani hidup dan menghapus sebagian dari ingatan kita, kejadian apa yang paling ingin untuk kamu lupakan? Kenangan apa yang akan kamu pilih untuk tetap berada di hati dan pikiranmu? Siapakah orang yang paling ingin kamu ingat? Tempat apakah yang paling ingin datangi kembali?
Pertanyaan demi pertanyaan silih berganti mencuat di dalam pikiranku. Menggoyahkan dinding-dinding pertahananku namun kemudian hanya menyisakan ragu. Apakah harus kubagi derita ini? atau kah harus ku pendam hingga sampai masa berganti.
Menatapmu di tepi pantai kala itu, adalah bagian dari hal yang ingin aku lupakan. Karena pada akhirnya aku merasakan juga kupu-kupu beterbangan di dalam perutku. Ya... kala itu. Dan masih terasa hingga kini, jika sesekali bayangmu merasuki otakku. Namun yang paling menyakitkan, ketika aku ditampar untuk kembali mengalihkan mata kepada realita, aku tahu, bahwa aku telah kehilanganmu.
Sudah tak ada lagi "kita". Yang ada hanya "aku" dan "kau". Dan "kita" mu sudah berganti menjadi "kau" dan "dia". Akankah ada kesempatan kedua untuk "aku" dan "kau" menjadi "kita"?

Hiks...Hiks... Waaaa....

Baper nih, gara-gara liburan kemarin ditemani "Bubble Gum", Sang Eomma yang ternyata mengidap penyakit alzheimer bahkan sempat tidak mengenali anaknya sendiri. Penyakit yang menakutkan, namun Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahwa penyakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah. Sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat sedikitnya 5 juta penderita Alzheimer pada tahun 2015.
Pada tahap awal perkembangan Alzheimer, penurunan faktor-faktor risiko vaskular dapat menyulitkan diagnosis sindrom ini, namun mengurangi kecepatan perkembangan demensia. (Sumber : wikipedia)

Harus banyak olah raga dan jaga pola makan ya guys, supaya meminimalkan resiko terkena penyakit ini. Karena aku juga bakalan sedih banget kalau sampe kamu gak ngenalin aku lagi.
Hiks...Hiks... (Baper lagi nih..)
Tapi jangan merem ya guys, kalau kalian menangis. Entah itu sedih atau terharu. Tetep buka mata, supaya keindahan yang ada dihadapan juga tetap terlihat. Keep fighting!! Dan jangan lupa untuk bahagia.


Hiks... Hiks...

Senin, 07 Maret 2016

Umbul Ponggok Klaten


Perjalanan kali ini dengan 1 bus berisi 35 orang penumpang. Tujuan pertama Umbul Ponggok Klaten. Begitu bus sampe di sana, kami melihat sekeliling kolam yang "hanya begitu-begitu saja" jika dilihat dari atas. Akhirnya kami putuskan untuk menyewa pelampung dengan harga Rp. 7000, alat snorkel seharga Rp.13.000 serta membeli paket Foto 30 menit untuk 1 kelompok yang terdiri dari 5 orang seharga Rp.60.000. Adapun pilihan lainnya untuk paket Foto 60 menit, terdiri dari 6 orang perkelompok, dibandrol dengan harga Rp.100.000.
Minimnya pengetahuan dan petugas administrasi yang kurang informatif membuat kami harus menunggu lama untuk sekedar memuaskan rasa penasaran kami untuk merasakan sensasi foto di dalam air, karena pihak administrasi ternyata tidak mencantumkan paket foto di nota kami, jadi kami harus kembali lagi menghubungi bagian administrasi. 
Setelah urusan administrasi beres, kami harus menunggu selama 1 jam untuk bergantian dengan kelompok lainnya, karena pemandu dan operator foto hanya terdiri 7 orang, dengan pemesanan foto yang melebihi kapasitas. Rombongan sudah beranjak dari kolam renang, dan kami hampir membatalkan pesanan paket foto, sampai akhirnya operator menyanggupi untuk melakukan "sesi pemotretan" (hehehe..) saat itu juga. 
Ada satu orang operator merangkap pemandu yang mengarahkan kita secara bergantian, kapan waktunya kita harus menyelam untuk di foto. Pelampung dan alat snorkel pun harus di lepas dan malah ditambah sabuk pemberat supaya kita bisa masuk sampai ke dasar kolam. (padahal gak bisa berenang)
Pemandangan di bawah air memang bagus, apalagi dengan adanya ikan-ikan serasa menyelam di dasar laut (Hihihi...) Tapi dengan keterbatasan waktu, jadi tidak bisa eksplor lebih lagi. Next mungkin kalau mau kesitu lagi, ada baiknya pesan terlebih dulu untuk jasa operatornya dan sebaiknya dilakukan pada jam-jam sepi, pagi hari.










Pemandangan bawah airnya gini nih...







Hari sudah siang dan perutpun mulai terasa lapar. Tujuan berikutnya Kolam pemancingan Lumintu Janti. Sibuk mencari tempat karena hari itu benar-benar penuh. Akhirnya dapat juga tempat yang muat untuk menampung kami ber 35. 

Setelah kenyang, perjalanan pun lanjut ke Pusat Grosir Solo. Ibu-ibu asik belanja batik. Pusing terlalu banyak kios, aku memilih membeli beberapa di kios terdekat saja, setelah itu menunggu di bus.

Jam 5 kami bertolak dari Solo menuju Semarang, dan berhenti untuk makan malam di bakso Pak Ratno di Sukun. Setelah itu lanjut ke kantor dan pulang ke rumah masing-masing.

Sehari ini seru juga, perjalanan keakraban berakhir dengan selamat. Ayo-ayo nabung lagi untuk tujuan selanjutnya.

Jumat, 04 Maret 2016

Mirip kamu

Suatu ketika, tatapanku terhenti pada sosok yang menyerupaimu. Ketenangan sikapnya, senyumannya... Benar-benar mirip kamu.
Seakan-akan aku bisa merasakan kehadiranmu kembali di sini. Tapi aku hanya terdiam di sudut ruang itu, tak berani menatap ke dalam matanya, seperti saat aku menatap matamu lekat-lekat.
Aku juga tak berani tersenyum padanya, sebagaimana aku tersenyum padamu.
Bahkan lidahku terasa kaku saat memanggilnya, tidak seperti ketika aku menyerukan nama panggilan sayangku untukmu.

Yaa... Dia hanya seseorang yang mirip denganmu. Mirip dengan orang yang telah membawa separuh hatiku pergi, dan yang sampai detik ini, masih saja menguasai sisa separuh hatiku yang lain. Yang tiap kali berteriak "Hanya kamu yang aku inginkan dan
hanya kamu yang aku butuhkan."

Tapi, karena kamu... aku terlalu takut untuk terluka. Karena kamu, aku tak lagi punya keberanian untuk jatuh cinta. Dan hanya bisa tertawa bersama sepi, yang terkadang meninggalkanku tanpa mengucap sepatah katapun
Hingga aku benar- benar sendiri, tanpa sepi.

Aku merindukanmu.


NJTT ZPV NJDLFZ

Kamis, 11 Februari 2016

Unfinished sentence

Sebuah perjalanan panjang baru saja berakhir. Setelah 11 hari melalui lorong itu, kini harus berakhir di ruangan yang sama, 2 (dua) tahun yang lalu. Di tempat yang sama ketika Ibu menghembuskan nafas terakhir beliau.
Air mata terus mengalir tanpa dapat kutahan. Tubuh ini terasa lemas oleh pergumulan antara hati dan logika. Aku tak tahu, siapa yang harus kumenangkan. Hatikah? ataukah logika? Ketika hatiku berteriak "Ayah, jangan pergi!!!" tapi logika berkata "Ini adalah jalan terbaik yang diberikan oleh Tuhan. Ikhlaskan. Karena semuanya adalah milik Tuhan yang suatu saat pasti akan kembali pada Nya". Namun semakin aku berusaha menahan, air matapun mengalir semakin deras.
Mengapa aku selalu jadi orang yang ditinggalkan? Satu persatu orang yang aku sayangi pergi.


"Ibu, hari ini Ayah telah menyusulmu. Menemanimu dalam alam penantian





55 hari berlalu sejak aku mengetik kalimat  pertama di laman ini. Kenapa waktu itu gak diterusin karena gerak tangan kalah cepet sama air yang keluar dari mata, jadinya gak bisa ngetik, malah sibuk menyeka air mata. :)
Tepatnya 17 Desember 2015 lalu, Ayah telah dipanggil Yang Kuasa. Dan kami telah mengantarnya ke surga menemani Ibu tercinta yang telah lebih dulu dipanggil. 

Akhirnya berasa juga jadi anak yatim piatu dan dengan status itu seakan menghalalkan pertanyaan-pertanyaan teman dan sanak saudara tentang kehidupan berkeluarga, "Kapan married? Ayo buruan, biar ada yang nemenin." Dengan bercanda juga aku menjawab, "Kalau cuma butuh temen, cari aja pembantu, sekalian bisa bersih-bersih rumah. Hehehe..."

Tapi bener juga, aku yang notabene penakut, memang butuh teman. Tapi teman yang seperti apa? aku bahkan gak tau seseorang seperti apa yang aku inginkan untuk menjadi "teman"ku. Aku berpikir, apa ada yang salah denganku sehingga sampai sekarang aku belum lagi mendapatkan "teman". Berbagai macam bentuk kekhawatiran selalu saja muncul di pikiranku jika ada orang yang berniat mendekat, takut gak tulus lah..., takut gini lah..., gitu lah... Hmmm... padahal aku tahu, seharusnya gak boleh tuh seperti itu. 

Bener-bener ada yang salah. Dan sepertinya aku harus diruwat nih. Hehehe...
By the way, nikmatin dulu aja lah, percaya aja semua akan indah pada waktunya. Semoga aja masih ada jodohnya. Bagi yang berminat serius silahkan hubungi nomer berikut di bawah ini, invite pin BB juga boleh. (UUI=Ujung-ujungnya iklan) Hahaha...


 dee