Kamis, 07 April 2016

Kesetiaan Gelap

Seperti berada di tengah sebuah lorong yang tak berujung, tanpa secercah sinar yang menerangi.
Kulayangkan pandanganku ke sekeliling, yang ada hanya Gelap. Sampai aku pun tak tau, di mana aku berada? di tempat seperti apa aku berpijak?

Namun kemudian mataku menangkap setitik cahaya, dan akupun berlari ingin segera meninggalkan Gelap dan memeluk Terang.
Satu mill sudah ku berlari, tapi tak juga kudapati titik cahaya yang kuharap akan mamberi penerangan.
Haruskah aku terus berlari mengejar setitik cahaya itu, atau aku berhenti saja dan mulai berteman dengan gelap? 
Kemudian gelap menjawab "Tetaplah di sini bersamaku."
Aku tersentak, lalu bertanya "Kenapa aku harus bersamamu?"
Gelap menjawab lagi "Karena aku tak akan pernah mengecewakanmu. Aku tak akan pernah berubah menjadi terang bagimu, dan akan selalu setia memberimu kegelapan."
Ya... Kegelapan yang setia. Dan aku yang tak mendengarkan penjelasan Gelap dan tetap berjalan dengan kaki yang terus mengucurkan cairan, hanya untuk bisa bertemu dengan Terang.
Akhirnya, perjalananku sampai juga kepada titik cahaya yang semakin dekat dan semakin terang dan lambat laun memberi warna merah pada cairan yang mulai mengering yang menempel di kakiku.
Dengan sisa nafasku, perlahan dan hati-hati kudekati cahaya itu, kututupi mulut dan hidungku dengan kedua tanganku, supaya hembusan nafas terengahku tidak memadamkan cahaya itu. Pelan... dan pelan sekali, aku semakin dekat, dan hanya berjarak satu jengkal saja dengan cahaya itu, ketika tiba-tiba aku tersungkur tepat di hadapannya. Cahaya itu tiba-tiba padam. Dan aku kembali dipertemukan dengan Gelap.
Gelap berkata, "Aku akan selalu menemanimu, di manapun kau berada."



Memeluk Gelap


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar