Sabtu, 26 Maret 2016

The Second Chance



Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu tau bahwa beberapa hari ke depan, kamu sudah tidak bisa mengingat apa-apa lagi. Apa yang akan kamu pastikan, jika kamu tau bahwa kau tak akan mengenali siapapun lagi. Dan apa yang akan kamu segerakan, jika kamu tau bahwa hidupmu tak akan lama lagi.
Masihkah kau tetap membisu, membiarkan rasamu yang tak pernah tersampaikan? Atau masihkah engkau membuatnya tetap menunggumu, tanpa suatu jawaban pasti?
Atau jika Tuhan memberi kita kesempatan kedua untuk menjalani hidup dan menghapus sebagian dari ingatan kita, kejadian apa yang paling ingin untuk kamu lupakan? Kenangan apa yang akan kamu pilih untuk tetap berada di hati dan pikiranmu? Siapakah orang yang paling ingin kamu ingat? Tempat apakah yang paling ingin datangi kembali?
Pertanyaan demi pertanyaan silih berganti mencuat di dalam pikiranku. Menggoyahkan dinding-dinding pertahananku namun kemudian hanya menyisakan ragu. Apakah harus kubagi derita ini? atau kah harus ku pendam hingga sampai masa berganti.
Menatapmu di tepi pantai kala itu, adalah bagian dari hal yang ingin aku lupakan. Karena pada akhirnya aku merasakan juga kupu-kupu beterbangan di dalam perutku. Ya... kala itu. Dan masih terasa hingga kini, jika sesekali bayangmu merasuki otakku. Namun yang paling menyakitkan, ketika aku ditampar untuk kembali mengalihkan mata kepada realita, aku tahu, bahwa aku telah kehilanganmu.
Sudah tak ada lagi "kita". Yang ada hanya "aku" dan "kau". Dan "kita" mu sudah berganti menjadi "kau" dan "dia". Akankah ada kesempatan kedua untuk "aku" dan "kau" menjadi "kita"?

Hiks...Hiks... Waaaa....

Baper nih, gara-gara liburan kemarin ditemani "Bubble Gum", Sang Eomma yang ternyata mengidap penyakit alzheimer bahkan sempat tidak mengenali anaknya sendiri. Penyakit yang menakutkan, namun Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahwa penyakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah. Sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat sedikitnya 5 juta penderita Alzheimer pada tahun 2015.
Pada tahap awal perkembangan Alzheimer, penurunan faktor-faktor risiko vaskular dapat menyulitkan diagnosis sindrom ini, namun mengurangi kecepatan perkembangan demensia. (Sumber : wikipedia)

Harus banyak olah raga dan jaga pola makan ya guys, supaya meminimalkan resiko terkena penyakit ini. Karena aku juga bakalan sedih banget kalau sampe kamu gak ngenalin aku lagi.
Hiks...Hiks... (Baper lagi nih..)
Tapi jangan merem ya guys, kalau kalian menangis. Entah itu sedih atau terharu. Tetep buka mata, supaya keindahan yang ada dihadapan juga tetap terlihat. Keep fighting!! Dan jangan lupa untuk bahagia.


Hiks... Hiks...

Senin, 07 Maret 2016

Umbul Ponggok Klaten


Perjalanan kali ini dengan 1 bus berisi 35 orang penumpang. Tujuan pertama Umbul Ponggok Klaten. Begitu bus sampe di sana, kami melihat sekeliling kolam yang "hanya begitu-begitu saja" jika dilihat dari atas. Akhirnya kami putuskan untuk menyewa pelampung dengan harga Rp. 7000, alat snorkel seharga Rp.13.000 serta membeli paket Foto 30 menit untuk 1 kelompok yang terdiri dari 5 orang seharga Rp.60.000. Adapun pilihan lainnya untuk paket Foto 60 menit, terdiri dari 6 orang perkelompok, dibandrol dengan harga Rp.100.000.
Minimnya pengetahuan dan petugas administrasi yang kurang informatif membuat kami harus menunggu lama untuk sekedar memuaskan rasa penasaran kami untuk merasakan sensasi foto di dalam air, karena pihak administrasi ternyata tidak mencantumkan paket foto di nota kami, jadi kami harus kembali lagi menghubungi bagian administrasi. 
Setelah urusan administrasi beres, kami harus menunggu selama 1 jam untuk bergantian dengan kelompok lainnya, karena pemandu dan operator foto hanya terdiri 7 orang, dengan pemesanan foto yang melebihi kapasitas. Rombongan sudah beranjak dari kolam renang, dan kami hampir membatalkan pesanan paket foto, sampai akhirnya operator menyanggupi untuk melakukan "sesi pemotretan" (hehehe..) saat itu juga. 
Ada satu orang operator merangkap pemandu yang mengarahkan kita secara bergantian, kapan waktunya kita harus menyelam untuk di foto. Pelampung dan alat snorkel pun harus di lepas dan malah ditambah sabuk pemberat supaya kita bisa masuk sampai ke dasar kolam. (padahal gak bisa berenang)
Pemandangan di bawah air memang bagus, apalagi dengan adanya ikan-ikan serasa menyelam di dasar laut (Hihihi...) Tapi dengan keterbatasan waktu, jadi tidak bisa eksplor lebih lagi. Next mungkin kalau mau kesitu lagi, ada baiknya pesan terlebih dulu untuk jasa operatornya dan sebaiknya dilakukan pada jam-jam sepi, pagi hari.










Pemandangan bawah airnya gini nih...







Hari sudah siang dan perutpun mulai terasa lapar. Tujuan berikutnya Kolam pemancingan Lumintu Janti. Sibuk mencari tempat karena hari itu benar-benar penuh. Akhirnya dapat juga tempat yang muat untuk menampung kami ber 35. 

Setelah kenyang, perjalanan pun lanjut ke Pusat Grosir Solo. Ibu-ibu asik belanja batik. Pusing terlalu banyak kios, aku memilih membeli beberapa di kios terdekat saja, setelah itu menunggu di bus.

Jam 5 kami bertolak dari Solo menuju Semarang, dan berhenti untuk makan malam di bakso Pak Ratno di Sukun. Setelah itu lanjut ke kantor dan pulang ke rumah masing-masing.

Sehari ini seru juga, perjalanan keakraban berakhir dengan selamat. Ayo-ayo nabung lagi untuk tujuan selanjutnya.

Jumat, 04 Maret 2016

Mirip kamu

Suatu ketika, tatapanku terhenti pada sosok yang menyerupaimu. Ketenangan sikapnya, senyumannya... Benar-benar mirip kamu.
Seakan-akan aku bisa merasakan kehadiranmu kembali di sini. Tapi aku hanya terdiam di sudut ruang itu, tak berani menatap ke dalam matanya, seperti saat aku menatap matamu lekat-lekat.
Aku juga tak berani tersenyum padanya, sebagaimana aku tersenyum padamu.
Bahkan lidahku terasa kaku saat memanggilnya, tidak seperti ketika aku menyerukan nama panggilan sayangku untukmu.

Yaa... Dia hanya seseorang yang mirip denganmu. Mirip dengan orang yang telah membawa separuh hatiku pergi, dan yang sampai detik ini, masih saja menguasai sisa separuh hatiku yang lain. Yang tiap kali berteriak "Hanya kamu yang aku inginkan dan
hanya kamu yang aku butuhkan."

Tapi, karena kamu... aku terlalu takut untuk terluka. Karena kamu, aku tak lagi punya keberanian untuk jatuh cinta. Dan hanya bisa tertawa bersama sepi, yang terkadang meninggalkanku tanpa mengucap sepatah katapun
Hingga aku benar- benar sendiri, tanpa sepi.

Aku merindukanmu.


NJTT ZPV NJDLFZ