Kamis, 30 Juli 2015

Gak ada judulnya :D

Orange Marmalade

Apakah aku terlalu naif dalam memandang sebuah hubungan? Apakah di usiaku yang sudah sepertiga abad ini masih seperti orang berusia belasan dalam menilai suatu hubungan?
Hmmm... mungkin saja bagi sebagian orang terlihat seperti itu, walaupun aku tetap tidak mengakuinya. Karena menurutku sendiri, tidak ada yang salah dengan pemikiran dan cara pandangku. (pastilah :D)
Tapi tetap saja, seperti apapun pemikiran kita, kita tak bisa memaksa orang lain untuk memikirkan hal sama.
Dan seperti apa pandangan kita, kita tak bisa memaksa orang untuk memandang ke arah yang sama. Apalagi kalau subjeknya beda, wanita dan pria. Pasti beda juga ketertarikannya (hayah ;p)
Tapi di sini yang ingin saya tulis adalah, jika kita gak yakin dengan seseorang, maka jangan sampai membiarkan rasa suka menjadi cinta, karena kalau sudah berhubungan dengan yang namanya si Cinta, jadi repot kalau sampai ada perpisahan nantinya. Belum lagi tuntutan dari pihak yang merasa dirugikan, merasa di PHPin, atau lebih parahnya,  tahu-tahu ada surat panggilan pengadilan kasus pasal 378. Emang betul-betul tuh si Cinta (hehehe...)
Gak ngurusin orang lain deh, ngurusin diri sendiri aja (kegemukan abis liburan :D)
Tetap berusaha memperbaiki diri, terus dan gak bosen-bosen. Percaya bahwa Tuhan akan memberikan kebaikan pada kita, jika kita juga berbuat baik. Dan mungkin Tuhan tidak selalu memberikan apa yang kita minta, tetapi memberikan apa yang kita butuhkan.
Jangan sampai berkata sebaliknya ya...


dee 



Minggu, 26 Juli 2015

Jenis (Jerawat Manis)


Bangun pagi kali ini, buru-buru melihat cermin. Bukan karena ingin mengagumi kecantikan ketika bangun dari tidur. Bukan juga karena kangen sama cermin. Tetapi karena rasa pegel di sekitar dagu dan ternyata...
Sekumpulan sebum yang berkolaborasi dengan bakteri yang iri dengan kulit mulusku (hahaha..:D)
Ini bukan kali pertama bakteri-bakteri itu tertawa di atas penderitaanku. Belum lagi tanganku yang penuh bakteri juga kepo-in jerawat sampai berdarah-darah kayak dioperasi yang pada akhirnya meninggalkan bekas menghitam. 
Kenapa ya, kok sering sekali tumbuh jerawat di tempat yang sama, ibarat "Sudah jatuh tertimpa tangga" ehh.. salah... lebih tepatnya  "Jatuh di lubang yang sama" (lebay :V)
Iseng-iseng kubuka-buka artikel "Cara Mencegah Jerawat". 
1. Tidur pulas selama 6-8 jam. (tidur cukup sih, tapi kurang pulas mungkin)
2. Mencuci wajah 2x sehari. (kalau ini sih pasti)
3. Perbanyak minum air putih. (nhaa... ini yang parah. Sehari cuma 1 gelas aja :x)
4. Kurangi konsumsi gula berlebih. (yang ini bisalah)
5. Kurangi strees. (kalau ini nih.. pengennya gak cuma ngurangin, tapi ngilangin :D)
So, tau kan apa penyebabnya. Dari 5 point yang lolos cuma 2 point aja. Berarti nilainya cuma 4. (kalau jaman sekolah dulu :D) 
Gimana gak seneng tuh bakteri. :(
So please, yang bisa membebaskanku dari jerawat, kalau perempuan kuanggap sodara perempuan, kalau laki-laki kuanggap sodara laki- laki deh...:D

Dee








Rabu, 22 Juli 2015

Panggil aku "Granny"

Perjalananku ke suatu daerah beberapa waktu yang lalu semakin memperjelas bagaimana bingungnya orang-orang memandangku.
Masih kuingat dengan jelas, beberapa kali orang itu bertanya kepadaku, dengan sebutan apa dia memanggilku, "Cie" atau "Mbak" dan sebanyak itu pula dia tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya dan mungkin sampai sekarang masih tetap bingung. (hahaha...)
Sebenarnya kedua kata itu mempunyai arti yang sama. Hanya pasti berdalih, "Yo pantes'e disesuaikan dengan garis keturunan." Tapi mengapa hal seperti itu saja dipertanyakan. Toh aku akan tetap menyahut jika dipanggil "Cie", begitu juga jika dipanggil "Mbak" atau "Ibu" atau "Adek" atau seperti sekarang punya panggilan baru sejak ada si kecil Noura Alnamira Adamar, 11 Juli lalu, yaitu "Mbah Tante" (yang terakhir sebenarnya aku lebih suka dipanggil Granny, tapi Oma nya ngotot bagusan "Mbah Tante". Ya sudahlah.. sama saja :D)
Aku gak ikut-ikut jika ada yang memperdebatkan tentang garis keturunan. Yang terpenting aku adalah WNI atau Warga Negara Indonesia.
Heran, masih ada saja yang membeda-bedakan ras nya dalam memperlakukan seseorang. Padahal kita hidup di negara yang sama, hidup di bumi yang sama, yaitu Bumi 1.0 bukan hidup di Kepler 452b alias Bumi 2.0. (Itu juga masih dalam penyelidikan, belum tau apakah Bumi 2.0 memang benar-benar layak huni :D)
Perbuatan kitalah yang membedakan orang satu dengan yang lain, bukan dari mana kita berasal dan dari garis keturunan apa.
So, jangan menjadikan perbedaan sebagai jurang pemisah. Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua. 
Jadi kalau masih ada yang bingung mau manggil aku dengan sebutan apa, panggil aja aku "Granny"


Granny