05 Desember - 07 Desember 2011
Kamis, 08 Desember 2011
Rabu, 23 November 2011
Rabu, 09 November 2011
Rabu, 05 Oktober 2011
Selasa, 27 September 2011
Minggu, 21 Agustus 2011
Purworejo - Kebumen - Gombong Bagian 2
08 Agustus - 10 Agustus 2011
Ketika adzan maghrib, kami belum sampai di sana, tapi tempat itu sudah semakin dekat dan mulai terlihat. Dan beberapa menit kemudian kami tiba di tempat parkir pantai itu. Sudah benar-benar gelap. Sayang , gak ada foto yang bisa diambil di tengah kegelapan seperti ini.
Sampai di hotel, aku bertemu temanku yang duduk di depan kamarnya sambil membaca tabloid referensi handphone dan dengan setengah tertawa, dia mengatakan kalau handphone nya baru saja hilang. Awalnya kami tak percaya, tapi ternyata dia serius juga. Setelah bercerita sebentar, aku masuk kamar dan mandi. Jadi teringat lagi pada 2 bulan yang lalu saat aku juga menempati kamar hotel yang sama ini. Dulu nggak ada rasa takut, walau kamar itu letaknya di belakang terpisah dari kamar yang ditempati oleh teman-temanku. Semua itu karena ada yang menemaniku, walau Cuma lewat telpon dan sms saja. Tapi sekarang, rasanya sepi banget. Nggak ada telpon dan sms darinya dan nggak ada yang menunggu kedatanganku esok harinya.
Tgl 8 agustus, dengan naik mobil box aku berangkat menuju kota Magelang. Kali ini aku hanya bersama sopir karena kami janjian bertemu dengan temanku di Magelang.
Hari ini adalah tgl 8 ramadhan. Tapi aku sedang tidak puasa, maklum keistimewaan perempuan. Sejak tadi temanku terus menelpon sopirnya agar menghentikanku di rumah makan, untuk makan. Aku memang belum sarapan sejak tadi pagi. Tapi bekal roti dan air putih cukup untuk mengganjal perutku.
Namun ketika waktu menunjukkan jam 11 siang, sewaktu kami tiba di sebuah rumah makan. Aku memutuskan untuk berhenti. Tanpa bermaksud untuk menjadi “setan”, akhirnya pak sopir tergoda juga untuk membatalkan puasanya.
Setelah selesai makan dan melakukan ritual pembersihan di toilet, kami melanjutkan perjalanan menuju kota magelang. Kurang lebih jam 12, kami baru bertemu dengan temanku. Kami bertemu di salah satu toko customer temanku itu. Walau terkesan sedikit bernada tinggi, tapi Ibu pemilik toko itu baik juga. Bahkan beliau sempat menawariku untuk nge-charge handphone ku yang kehabisan baterai, dan aku tidak menyia-nyiakan tawarannya itu.
Hari senin itu, kami bekerja di daerah Purworejo. Melewati jalan-jalan yang kadang mengingatkanku pada memori 2 bulan yang lalu, saat aku juga datang ke daerah ini bersama dengan temanku yang lain.
Hari itu, waktu cepat sekali berlalu. Mungkin karena kami juga baru sampai tengah hari. Tapi yang pasti kami sudah sampai di alun-alun Purworejo saat adzan maghrib berkumandang.
Di sana kami juga bertemu dengan temanku yang lain yang masih di dalam toko customernya dengan di tunggui sopirnya di luar toko.
Setelah memarkirkan mobil di depan masjid, kami bertiga berjalan mencari minuman untuk berbuka puasa. Walaupun aku dan pak sopir tidak puasa, tapi kami ikut berbuka puasa.
Dengan menikmati es buah, kami bertiga duduk di bundaran alun-alun, sambil menunggu temanku yang masih di dalam toko tadi. Setelah dia keluar dan bergabung dengan kami, kami berlima berjalan mencari makanan untuk berbuka dan memutuskan untuk masuk ke warung makan nasi padang. Belum puas dengan makanannya, keluar dari warung, mereka langsung menuju penjual durian yang ada di pojok depan alun-alun itu. Banyak sekali durian yang dibeli, aku jadi berpikir, siapa yang akan menghabiskan ini??? Tapi mungkin mereka memang seneng makan durian. Setelah itu kami pulang dan menikmati durian-durian itu.
Hari masih gelap, waktu aku terbangun dan merasakan sakit perut yang amat sangat. Jam di handphone menunjukkan pukul 12.30 malam. Kuambil minyak kampak yang selalu kubawa atas nasihat temanku yang dulu di perjalananku yang pertama, kemudian ku oleskan ke perutku agar sakitnya reda. Setelah beberapa menit, alhamdulillah, reda juga sakitnya. Walau belum hilang sama sekali, tapi aku bisa kembali memejamkan mata. Jam 03.00 pagi, aku kembali terbangun, mendengar suara orang bercakap-cakap di luar kamar. Aku tak mencoba keluar, karena perutku masih terasa sakit. Tapi ketika seseorang mengetuk pintu, mau tak mau, aku bangun juga dan membuka pintu.
Walaupun aku tidak ikut makan sahur, tapi aku ikut bangun untuk menghormati teman-teman yang sedang melaksanakan ibadah sahur.
Pagi itu, kami sudah siap berangkat bekerja. Kali ini 2 potong coklat menjadi sarapanku. Pekerjaan kali ini menjadi begitu mudah ketika kami bertemu para pemilik toko yang ramah-ramah. Tapi tak mencegahku untuk menjadi lapar. Baru kemudian jam 02.30 siang, aku memutuskan untuk makan. Dengan ditemani pak sopir, aku mencari warung makan yang masih buka dan menemukan sebuah rumah makan sate. Dan akhirnya kami berdua menikmati nasi sate kambing.
Di toko hampir terakhir, aku menjumpai nyonya pemilik toko yang sedikit bersikap aneh menurutku. Nada pertanyaannya yang sedikit sinis bagi orang sedikit sensitif sepertiku. By the way... aku tak menganggapnya sebagai suatu masalah. Mungkin memang seperti itu wataknya. Baru setelah keluar dari toko itu dan temanku menceritakan tentang ibu pemilik toko tadi, aku baru mengerti, kenapa beliau bersikap seperti itu tadi terhadapku. It doesn’t matter... nggak ngaruh apa-apa buat aku.
Keluar dari toko terakhir, kami langsung bertolak menuju tempat tujuan buka puasa kami, yaitu Pantai Ayah. Walau pun aku sudah pernah kesana, tapi itu sudah lama sekali. Dengan melewati jalan yang berbeda dari yang biasa di lewati oleh pak sopir dan temanku itu dan beberapa kali bertanya, akhirnya kami menemukan jalannya. Jalan yang berbahaya. Tanjakan yang terjal, turunan yang curam dan berkelok-kelok, membuat kebisuan di dalam mobil. Suasana menjadi tegang ketika tidak ada satupun dari kami yang berbicara. Semua diam, berdo’a dalam hati. Semoga selamat di perjalanan ini.

Setelah makanan siap, kami bertiga langsung menyantapnya. Ada ikan bakar, tumis kangkung, dan yang paling enak... udang goreng. Hmmm... kangen ma udang gorengnya Alam Indah. Gak lama kemudian, habislah makanan di meja kami dan kami harus segera pulang ke hotel karena waktu udah nunjukin jam 07.00 malam.

10 Agustus 2011
Jam 05.00 pagi temanku sudah membangunkanku. Pagi itu dingin sekali. Aku hanya sempat membersihkan muka dan mengelap tubuhku tanpa mandi. Lagi-lagi aku teringat peristiwa bulan maret di kamar no.2. waktu itu aku juga tak sempat mandi, bedanya dulu terpaksa tidak mandi karena memang kran air mati dan tidak ada sisa air di bak mandi.
Kurang dari jam 06.00 aku sudah ada di depan hotel dan tak lama kemudian travel datang menjemputku pertama kali. Aku adalah penumpang yang pertama kali naik dan terakhir kali turun. Tarif travel dari Gombong - Semarang Rp.60.000. tapi jika harus mengantar ke alamat rumahku, sopirnya minta tambahan Rp.25.000 lagi. Akhirnya aku telpon kakakku untuk menjemputku di batas terakhir sebelum travel itu putar balik.
Capek duduk di kursi travel yang tidak nyaman. Tapi perjalananku 3 hari ini seru...
Label:
Official travel
Lokasi:
Gombong, Indonesia
Kamis, 14 Juli 2011
Minggu, 10 Juli 2011
Jumat, 24 Juni 2011
Purworejo - Kebumen - Gombong
Perjalanan penuh semangat berawal dari Semarang menuju kota Magelang. Sepanjang perjalanan, dihiasi dengan tawa dan cerita. Walau jalan di daerah Jambu Ambarawa macet karena ada perbaikan jalan, tapi tidak mengurangi semangat yang tadi pagi dia berikan padaku.
Dengan mood yang baik, semua terasa baik-baik saja. Semua customers menerima dengan baik, walaupun ada sedikit masalah teknis yang terjadi di lapangan, tapi kami, aku dan temanku masih dapat mengatasinya.
Malam itu seusai kerja, temanku mengantarkanku ke hotel Bagelen Purworejo, tempat aku menginap malam itu. Merasakan malam dan menikmati nasi goreng sendirian di Purworejo.
21 Juni 2011
Hari ini kami keliling kota Kebumen, tempat kelahiran Ibuku tercinta. Nggak sempat mampir sih, karena aku juga gak hafal tempatnya.
Perjalanan yang sangat menyenangkan. Pemilik toko yang baik, pemandangan di sekeliling yang begitu indah dan hati yang berbunga-bunga menunggu esok tiba.
Malam segera datang. Kali ini kami menginap di Hotel Trio Gombong. Banyak teman yang menginap di sana. Kami pergi makan malam bersama, setelahnya mereka mengantarku untuk pesan tempat mobil travel menuju ke Semarang esok hari. Karena memang aku hanya punya waktu 2 hari saja untuk mendampingi temanku itu.
Setelah kami berjalan beberapa meter dari hotel kami menginap, aku bertanya pada penjual tiket travel. Tapi dia bilang untuk tujuan Semarang hari rabu pagi atau sore sudah penuh. Ada lagi baru hari kamis. Kecerobohanku sendiri yang tidak pesan tempat dari kemarin-kemarin.
Aku tidak bisa menunda perjalanan pulangku sampai hari kamis. Itu terlalu lama. Masih ada hal yang harus aku lakukan. Akhirnya aku memutuskan untuk naik bus besok pagi-pagi.
22 Juni 2011
Jam 5 pagi, di saat yang lain masih tertidur pulas, aku keluar dari kamar hotel, dan diantar temanku untuk mencari bus tujuan Semarang. Kami sudah berjalan beberapa meter, tapi bus yang kami tunggu tidak datang juga. Akhirnya kami naik becak menuju tempat pangkalan bus yang kemarin sempat diberitahu orang yang ada di hotel.
Setelah kami bertanya-tanya, bus tujuan Semarang baru akan tiba di tempat itu jam 6 pagi. Berarti kami masih harus menunggu 30 menit lagi. Dan benar saja, bus yang aku tunggu akhirnya datang juga. Setengah berlari aku mengejar bus itu, karena ternyata bus yang dimaksud tidak berhenti di situ.
Sambil mengucapkan terima kasih pada temanku, aku naik ke dalam bus itu. Penumpangnya tidak terlalu penuh, sehingga aku masih bisa memilih tempat duduk.
Sepanjang perjalanan aku terus menghitung waktu. Berdasarkan perkiraan penjual tiket travel kemarin, Gombong – Semarang bisa di tempuh dalam waktu 5 jam. Berarti kalau aku naik bisa kurang lebih 6 jam. Tapi ternyata jalan-jalan banyak yang macet juga, dan akhirnya baru setelah 7 jam perjalanan, kami baru sampai di terminal Semarang.
Perjalanan masih panjang, karena aku harus meneruskan perjalanan pribadi ke kota tujuanku selanjutnya. Hanya sempat untuk oper ke bis lain, akhirnya aku meneruskan perjalanan yang memakan waktu 3 jam.
Total perjalanan hari itu 10 jam. Rekor baru untuk perjalananku dengan menggunakan bus. Walaupun badan sudah terasa capek, tapi seperti ada angin yang membawakanku semangat agar badan ini tetap fit.
Sabtu, 11 Juni 2011
Kamis, 09 Juni 2011
Kamis, 26 Mei 2011
Minggu, 22 Mei 2011
Sabtu, 07 Mei 2011
Jumat, 22 April 2011
Jumat, 01 April 2011
Minggu, 20 Maret 2011
Purwodadi-Gemolong-Kudus-Pati-Jepara
14 Maret - 19 Maret 2011
14 Maret 2011
Perjalanan kali ini bukan hanya sekedar jadi pendamping. Tapi ada tugas yang lebih penting dari itu. Sosialisasi ke customers tentang program baru di perusahaan kami dan penggantian nomer sandi rahasia.
Pagi itu kami berangkat dari Semarang dan sampai ke toko pertama di daerah Purwodadi sudah jam 12.00 karena jalan yang menghubungkan kota Semarang dan Purwodadi rusak parah. Malang, sudah terhambat perjalanan, masih juga terhambat soal teknis. Proses kerja kami terhambat karena di daerah itu ternyata juga susah mendapatkan sinyal. Jadi kami tidak bisa mengirim data ke kantor secara online. Tapi kami tidak putus asa. Kami terus mencoba untuk mendapatkan sinyal sehingga modem kami bisa melaksanakan tugasnya. Setelah kurang lebih 30 menit, kami berhasil mendapatkan sinyal dan proses penggantian nomer selesai. Bener-bener wasting time.
Masih ada 6 toko lagi yang harus kami kunjungi hari itu. Dan walaupun kami berharap lebih cepat pulang, tapi ternyata yang terjadi tidak semulus itu. Sinyal adalah halangan utama kami.
Kami sampai di rumah pemilik toko terakhir di daerah Gemolong sudah hampir jam 05.00 sore. Sambutan yang hangat dari tuan rumah yang menghidangkan nasi soto untuk kami bertiga. Membuat kami berada lebih lama di sana. Terima kasih Bapak, Ibu atas nasi sotonya.
Malam itu aku sampai di rumah tepat jam 10 malam. Benar-benar perjalanan pulang pergi yang sangat melelahkan.
15 Maret 2011
Kota Kudus jadi tujuan kami berikutnya.
Kota yang beberapa kali kulewati dan pernah kusinggahi ketika aku mengunjungi seorang saudara yang ada di Jl.Tanjung. Hari itu aku membawa banyak sekali bekal. Dengan tas ransel besar, aku berangkat ke Kudus. Beban berat di pundakku tak sebanding dengan rasa bahagia hatiku.
Semua customers menyambut baik dengan adanya program baru kami. Halangan hari kedua masih saja tentang sinyal modem. Dan itu adalah faktor utama yang memperlambat kerja kami. Selain itu ada beberapa daerah yang jalannya rusak parah, sampai-sampai tidak ada jalan yang bisa untuk dipilih.
Berada di dalam mobil box serasa mengarungi lautan menggunakan kapal lengkap dengan ombak yang besar.
Aku sudah tak sabar menanti saat pekerjaan kami selesai hari itu, karena ada hal lain yang harus aku lakukan. Ada perjalanan lain yang harus aku lewati.
Jam 06.00 sore aku turun di terminal Kudus dan melanjutkan perjalanan ke kota tujuanku berikutnya.
16 Maret 2011
Jam 10.00 pagi aku baru sampai di Semarang setelah melakukan perjalanan pribadiku. Hanya sempat berberes-beres sejenak, lalu aku dan temanku, masih bersama sopir yang sama, kembali melanjutkan perjalanan ke kota Kudus lagi. Namun dengan rute yang berbeda dan perasaan yang berbeda.
Yang kusukai dari orang-orang yang ada di daerah adalah sambutan meraka yang baik dan dukungan yang mereka berikan untuk perusahaan kami.
Hari ketiga kami pulang lebih awal. Jam 07.00 malam aku sudah sampai di rumah.
17 Maret 2011
Hari ke 4, badanku benar-benar sudah letih. Bukan hanya fisik, tapi pikiranku juga sedang kacau. Tapi bagaimanapun juga, aku harus tetap melaksanakan tugas. Walaupun terasa berat, mengingat kejadian-kejadian kemarin.
Konsentrasiku buyar. Tapi aku harus tetap bertahan.
Beberapa dari customers kami di Pati, ada yang sudah sempat di datangi oleh Pimpinan kami dalam proses sosialisasi dan penggantian nomer sandi. Tapi ternyata baru sampai di toko pertama, pemilik tokonya sudah lupa dengan nomer sandi yang mereka masukkan beberapa waktu lalu.
Perjalanan hanya sekedar perjalanan, dan aku sudah tidak bisa menikmatinya lagi. Semangatku hilang seketika itu.
18 – 19 Maret 2011
Hari-hari yang sangat berat buatku.
Sabtu, 19 Februari 2011
Pati - Juwana - Rembang - Lasem - Blora - Cepu
14 Februari - 18 Februari 2011
Di saat semua merayakan hari valentine, aku berangkat dari Semarang, menuju kota Pati bersama seorang teman dan seorang sopir. Kota tujuan pertama dari serangkaian perjalanan-perjalanan yang harus dilalui.
Pukul 11.45 tiba di Kota Pati, ini adalah kali ke dua aku menginjakkan kaki di sana. Walaupun belum begitu mengenal kota itu, tapi sambutannya yang hangat membuatku merasa nyaman.
Letih, bahuku seperti menopang beban puluhan kilo barang. Kakiku seperti berjalan kiloan meter. Padahal cuma naik turun mobil box, duduk dan mendengarkan orang berbicara.
Memang aku tak begitu pandai berbicara, untungnya aku bersama seorang teman yang memang menguasai di bidangnya. Jadi aku memang tidak harus banyak bicara.
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Jam dinding di rumah seorang pemilik toko sudah menunjukkan pukul 06.30 malam. Tugas hari ini telah selesai, namun masih ada 4 hari lagi.
Malam itu, perjalanan berlanjut ke kota Lasem. Karena rasa lelah yang bercampur dengan rasa ngantuk, akhirnya aku tertidur di dalam mobil box. Dan terbangun ketika sudah sampai di terminal Lasem. Kemudian temanku mengantarku ke sebuah hotel, Wijaya Hotel, Jl.Raya Lasem 101 untuk menginap selama 4 hari kedepan.
Di sebuah kamar hotel yang cukup luas untuk ditempati seorang diri membuatku tak bisa memejamkan mata. Tercium bau aneh yang membuatku semakin enggan untuk merebahkan badanku di atas tempat tidur berukuran 90x180 itu.
Pagi akhirnya datang juga. Tidur malam itu benar-benar bukan tidur yang nyenyak. Setiap jam aku terbangun dan melayangkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ini memang bukan yang pertama kali, aku tidur sendiri di hotel, tapi aku masih saja homesick.
15 Februari 2011
Hari kedua, berangkat dari kota Lasem menuju kota Rembang, berlanjut ke kota Blora dan Cepu. Menjumpai pemilik-pemilik toko dengan berbagai karakter. Aku masih sangat ingat, ketika berada di sebuah toko yang kurang welcome dengan program baru dari kantor kami. Untuk pertama kalinya aku berhadapan langsung dengan orang yang seperti itu. Walau rasa gugup dan canggung menghantuiku, tapi aku mencoba untuk bersikap tenang, dan thanks God, I have a good friend.
Syukurlah masalah bisa teratasi, bukan olehku, tapi oleh temanku itu.
Tengah hari, matahari sedang memancarkan sinar terangnya dengan dihiasi tetesan gerimis. Kami keluar dari sebuah toko dan mendapati saudaraku telah berdiri di luar toko itu. Rasanya senang bisa bertemu saudara yang lama tak jumpa, namun sayang aku tidak bisa mampir ke rumahnya, karena tugas kami masih banyak. Masih ada beberapa toko lagi yang harus dikunjungi.
Pukul 04.30 sore kami keluar dari toko terakhir di Cepu, tapi perjalanan masih jauh karena kami harus pulang ke Lasem.
Perjalanan hari kedua itu adalah yang terindah. Perjalanan panjang melewati hutan-hutan dihiasi cahaya temaram, dengan kehangatan tersendiri. Serasa berada di restoran taman yang hanya diterangi cahaya lilin, berhadapan dengan seseorang di sebuah meja bundar yang dipenuhi makanan.
Jam 07.30 malam, kami sampai di hotel. Setelah membersihkan diri, temanku datang membawa 2 bungkus nasi goreng spesial dan kami menikmatinya bersama di teras kamarku.
16 Februari 2011
Hari ke-3. Kami hanya mengunjungi toko-toko di sekitar kota Rembang. Orang-orang memberi sambutan yang hangat, membuatku merasa betah berada di sana.Pemilik toko bahkan tidak merasa keberatan menunggu lama, saat kami tidak mendapat signal untuk replikasi data dari dan ke kantor. 1 jam lebih kami di sana dan membuat aku sungkan karena tiba-tiba mereka menyajikan 2 gelas teh hangat untuk kami.
Teringat olehku akan seorang pemilik toko yang sangat terbuka dengan kemajuan teknologi. Dia bahkan bertanya-tanya padaku tentang peralatan yang dipakai dalam program baru kami. Pertanyaan-pertanyaan yang aku sukai, karenanya aku bisa menjelaskannya dengan lancar.
Teringat olehku akan seorang pemilik toko yang sangat terbuka dengan kemajuan teknologi. Dia bahkan bertanya-tanya padaku tentang peralatan yang dipakai dalam program baru kami. Pertanyaan-pertanyaan yang aku sukai, karenanya aku bisa menjelaskannya dengan lancar.
Jam 06.30 malam, baru kami keluar dari toko terakhir tersebut. Lalu aku diantar pulang ke rumah saudaraku yang letaknya tak jauh dari hotel tempatku menginap 2 malam yang lalu.
Seperti biasa, sampai di rumah, aku langsung membersihkan badanku dengan air hangat. Rasanya gerah berada di luar ruangan seharian. Thanks to my brother for the water heater.
17 Februari 2011
Kata temanku, hari kamis adalah rush hours. Dia menyebutnya sebagai syndrome hari kamis.
Belum lagi pukul 7, dia sudah berdiri di depan pintu. Bahkan aku belum menghabiskan sarapanku. Tapi memang dia sudah bilang kalau hari kamis, kita harus berangkat pagi-pagi karena jarak tempuh kota Lasem ke kota Pati memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Sekitar jam 9 lebih baru kami sampai di toko pertama. Kondisi jalan yang jelek ikut menambah lamanya perjalanan. Beberapa toko yang sudah kami kunjungi hari senin, kami kunjungi lagi.
Everything’s okey, sampai pada saat kami menjumpai pemilik toko yang sama sekali tidak memberikan dukungannya pada program baru dari kantor kami.
Kira-kira 1 jam kami berada di sana. Sedikit bersitegang dan akhirnya tidak membuahkan hasil apa-apa. Kurasa kami akan kehilangan dia. Tapi kami harus menghargai pendapat orang lain dan kami tidak bisa memaksakan apa yang tidak mereka inginkan.
Akhirnya lega juga bisa keluar dari sana.
Pemilik toko terakhir kami hari kamis itu sangat berlawanan dengan yang tadi. Temanku biasa berkunjung kerumah, karena jam 6 sore, tokonya yang terletak di daerah pasar pasti sudah tutup.
Mereka adalah pasangan suami istri dengan 2 anak. Sebuah keluarga yang hangat. Di tambah kopi panas yang mereka hidangkan untuk kami. Seperti berada di tengah keluarga sendiri. Bahkan aku sempat menggendong putri kedua mereka yang baru berumur beberapa bulan. Jadi ingat rumah.
After all of this, that night is not just my last night but the sweetest one.
18 Februari 2011
Pagi-pagi benar aku sudah bangun dan berkemas, karena kami akan kembali ke Semarang. Tak lupa aku berpamitan pada orang-orang yang kukenal di sana. Di kota Lasem. Thanks to my brother, my sister, my nephew and my niece for your hospitality and for your room service. I really appreciate.
Sekarang perjalanan adalah perjalanan yang ku harapkan selama seminggu ini. On the way home dan ketemu dengan bintang kecilku. Walaupun berat karena ternyata aku sudah terlalu akrab dengan kota itu, tapi aku tetap harus pulang. Dengan jelas Better man-nya Robbie William mengiringi perjalananku dan dilanjutkan dengan Cuma kamu-nya Ridho Rhoma.
Rangkaian perjalanan pertamaku berhasil dengan beberapa halangan dari customer, program yang belum sempurna dan beberapa kali halangan teknis, yaitu tidak tersedianya Jaringan operator modem yang kami pakai.
[Download] Robbie William - Betterman.MP3
[Download] Ridho Rhoma - Cuma Kamu.MP3
[Download] Robbie William - Betterman.MP3
[Download] Ridho Rhoma - Cuma Kamu.MP3
Label:
Official travel
Lokasi:
Lasem, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)