Selasa, 19 September 2017

Sore



Roda sepeda motorku terus bergulir tanpa perduli hujan debu bercampur asap knalpot dari truk di depanku dengan leluasa masuk ke hidungku dan menempel di muka tanpa maskerku. Menambah parah batuk oleh-oleh dari 2 hari meeting kemarin. Pusing di kepalaku membuatku harus mengerjapkan mata berkali-kali agar aku terus terjaga. Dan sesekali kurasakan nafasku menghangat dari pantulan kaca helm yang bertengger di kepalaku. Entah di mana perjalanan ini akan berakhir. Aku tak dapat berpikir apapun, selain kamu.
Aku tak habis pikir, apa yang ada dalam pikiranmu saat ini, kekasih...
Bagaimana bisa kau ragukan cintaku yang begitu besar padamu? Bagaimana bisa kau abaikan sayangku yang begitu tulus padamu? Sehingga engkau tega mengucap kata-kata yang seharusnya tak pernah ku dengar darimu.
Aku faham marahmu karena cemburu. Aku mengerti kau takut kehilangan aku. Dan akupun merasakan hal yang sama denganmu. Namun mengapa justru marahmu membuat jarak yang semakin lebar? Sedangkan kau tau dengan pasti. Tak pernah sedikitpun aku berniat mengkhianatimu. Tak pernah sejengkalpun aku melangkah menjauh darimu. Tak bisakah kau sedikit saja mempercayaiku?
Aku tersadar ketika tiba-tiba sepeda motorku sampai di tempat yang pernah kita datangi 17 bulan yang lalu. Tempat di mana kita menghabiskan senja dan mensyukuri setiap mili pemandangan yang terhampar di hadapan kita.
Sore ini tak seindah sore kemarin. Saat kita memandang langit yang sama. Saat erat kau genggam jemariku. Saat bayangan tubuh kita membentuk sebuah siluet yang indah.
Kini aku sendiri di sini, diam memandang matahari yang mulai meninggalkan langit dan merasakan angin kencang menghantam tubuhku. Matahari benar-benar tak terlihat, kala kulangkahkan kaki menuju rumah-Mu dan kuambil air wudhu lalu kemudian menghadap pada Mu
Seandainya saja kau bisa merasakan apa yang kurasakan. Seandainya saja kau bisa tahu apa yang aku pikirkan.
Bahwa "bersamamu"... adalah hal yang setiap detik aku syukuri di hadapan Sang Khaliq dan "Namamu"... adalah kata yang setiap kali aku selipkan di antara do'aku kepada Sang Mujib.


dee