14 Februari - 18 Februari 2011
Di saat semua merayakan hari valentine, aku berangkat dari Semarang, menuju kota Pati bersama seorang teman dan seorang sopir. Kota tujuan pertama dari serangkaian perjalanan-perjalanan yang harus dilalui.
Pukul 11.45 tiba di Kota Pati, ini adalah kali ke dua aku menginjakkan kaki di sana. Walaupun belum begitu mengenal kota itu, tapi sambutannya yang hangat membuatku merasa nyaman.
Letih, bahuku seperti menopang beban puluhan kilo barang. Kakiku seperti berjalan kiloan meter. Padahal cuma naik turun mobil box, duduk dan mendengarkan orang berbicara.
Memang aku tak begitu pandai berbicara, untungnya aku bersama seorang teman yang memang menguasai di bidangnya. Jadi aku memang tidak harus banyak bicara.
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Jam dinding di rumah seorang pemilik toko sudah menunjukkan pukul 06.30 malam. Tugas hari ini telah selesai, namun masih ada 4 hari lagi.
Malam itu, perjalanan berlanjut ke kota Lasem. Karena rasa lelah yang bercampur dengan rasa ngantuk, akhirnya aku tertidur di dalam mobil box. Dan terbangun ketika sudah sampai di terminal Lasem. Kemudian temanku mengantarku ke sebuah hotel, Wijaya Hotel, Jl.Raya Lasem 101 untuk menginap selama 4 hari kedepan.
Di sebuah kamar hotel yang cukup luas untuk ditempati seorang diri membuatku tak bisa memejamkan mata. Tercium bau aneh yang membuatku semakin enggan untuk merebahkan badanku di atas tempat tidur berukuran 90x180 itu.
Pagi akhirnya datang juga. Tidur malam itu benar-benar bukan tidur yang nyenyak. Setiap jam aku terbangun dan melayangkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ini memang bukan yang pertama kali, aku tidur sendiri di hotel, tapi aku masih saja homesick.
15 Februari 2011
Hari kedua, berangkat dari kota Lasem menuju kota Rembang, berlanjut ke kota Blora dan Cepu. Menjumpai pemilik-pemilik toko dengan berbagai karakter. Aku masih sangat ingat, ketika berada di sebuah toko yang kurang welcome dengan program baru dari kantor kami. Untuk pertama kalinya aku berhadapan langsung dengan orang yang seperti itu. Walau rasa gugup dan canggung menghantuiku, tapi aku mencoba untuk bersikap tenang, dan thanks God, I have a good friend.
Syukurlah masalah bisa teratasi, bukan olehku, tapi oleh temanku itu.
Tengah hari, matahari sedang memancarkan sinar terangnya dengan dihiasi tetesan gerimis. Kami keluar dari sebuah toko dan mendapati saudaraku telah berdiri di luar toko itu. Rasanya senang bisa bertemu saudara yang lama tak jumpa, namun sayang aku tidak bisa mampir ke rumahnya, karena tugas kami masih banyak. Masih ada beberapa toko lagi yang harus dikunjungi.
Pukul 04.30 sore kami keluar dari toko terakhir di Cepu, tapi perjalanan masih jauh karena kami harus pulang ke Lasem.
Perjalanan hari kedua itu adalah yang terindah. Perjalanan panjang melewati hutan-hutan dihiasi cahaya temaram, dengan kehangatan tersendiri. Serasa berada di restoran taman yang hanya diterangi cahaya lilin, berhadapan dengan seseorang di sebuah meja bundar yang dipenuhi makanan.
Jam 07.30 malam, kami sampai di hotel. Setelah membersihkan diri, temanku datang membawa 2 bungkus nasi goreng spesial dan kami menikmatinya bersama di teras kamarku.
16 Februari 2011
Hari ke-3. Kami hanya mengunjungi toko-toko di sekitar kota Rembang. Orang-orang memberi sambutan yang hangat, membuatku merasa betah berada di sana.Pemilik toko bahkan tidak merasa keberatan menunggu lama, saat kami tidak mendapat signal untuk replikasi data dari dan ke kantor. 1 jam lebih kami di sana dan membuat aku sungkan karena tiba-tiba mereka menyajikan 2 gelas teh hangat untuk kami.
Teringat olehku akan seorang pemilik toko yang sangat terbuka dengan kemajuan teknologi. Dia bahkan bertanya-tanya padaku tentang peralatan yang dipakai dalam program baru kami. Pertanyaan-pertanyaan yang aku sukai, karenanya aku bisa menjelaskannya dengan lancar.
Teringat olehku akan seorang pemilik toko yang sangat terbuka dengan kemajuan teknologi. Dia bahkan bertanya-tanya padaku tentang peralatan yang dipakai dalam program baru kami. Pertanyaan-pertanyaan yang aku sukai, karenanya aku bisa menjelaskannya dengan lancar.
Jam 06.30 malam, baru kami keluar dari toko terakhir tersebut. Lalu aku diantar pulang ke rumah saudaraku yang letaknya tak jauh dari hotel tempatku menginap 2 malam yang lalu.
Seperti biasa, sampai di rumah, aku langsung membersihkan badanku dengan air hangat. Rasanya gerah berada di luar ruangan seharian. Thanks to my brother for the water heater.
17 Februari 2011
Kata temanku, hari kamis adalah rush hours. Dia menyebutnya sebagai syndrome hari kamis.
Belum lagi pukul 7, dia sudah berdiri di depan pintu. Bahkan aku belum menghabiskan sarapanku. Tapi memang dia sudah bilang kalau hari kamis, kita harus berangkat pagi-pagi karena jarak tempuh kota Lasem ke kota Pati memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Sekitar jam 9 lebih baru kami sampai di toko pertama. Kondisi jalan yang jelek ikut menambah lamanya perjalanan. Beberapa toko yang sudah kami kunjungi hari senin, kami kunjungi lagi.
Everything’s okey, sampai pada saat kami menjumpai pemilik toko yang sama sekali tidak memberikan dukungannya pada program baru dari kantor kami.
Kira-kira 1 jam kami berada di sana. Sedikit bersitegang dan akhirnya tidak membuahkan hasil apa-apa. Kurasa kami akan kehilangan dia. Tapi kami harus menghargai pendapat orang lain dan kami tidak bisa memaksakan apa yang tidak mereka inginkan.
Akhirnya lega juga bisa keluar dari sana.
Pemilik toko terakhir kami hari kamis itu sangat berlawanan dengan yang tadi. Temanku biasa berkunjung kerumah, karena jam 6 sore, tokonya yang terletak di daerah pasar pasti sudah tutup.
Mereka adalah pasangan suami istri dengan 2 anak. Sebuah keluarga yang hangat. Di tambah kopi panas yang mereka hidangkan untuk kami. Seperti berada di tengah keluarga sendiri. Bahkan aku sempat menggendong putri kedua mereka yang baru berumur beberapa bulan. Jadi ingat rumah.
After all of this, that night is not just my last night but the sweetest one.
18 Februari 2011
Pagi-pagi benar aku sudah bangun dan berkemas, karena kami akan kembali ke Semarang. Tak lupa aku berpamitan pada orang-orang yang kukenal di sana. Di kota Lasem. Thanks to my brother, my sister, my nephew and my niece for your hospitality and for your room service. I really appreciate.
Sekarang perjalanan adalah perjalanan yang ku harapkan selama seminggu ini. On the way home dan ketemu dengan bintang kecilku. Walaupun berat karena ternyata aku sudah terlalu akrab dengan kota itu, tapi aku tetap harus pulang. Dengan jelas Better man-nya Robbie William mengiringi perjalananku dan dilanjutkan dengan Cuma kamu-nya Ridho Rhoma.
Rangkaian perjalanan pertamaku berhasil dengan beberapa halangan dari customer, program yang belum sempurna dan beberapa kali halangan teknis, yaitu tidak tersedianya Jaringan operator modem yang kami pakai.
[Download] Robbie William - Betterman.MP3
[Download] Ridho Rhoma - Cuma Kamu.MP3
[Download] Robbie William - Betterman.MP3
[Download] Ridho Rhoma - Cuma Kamu.MP3